Semua manusia pastinya menginginkan hidupnya bahagia. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut, termasuk dengan bekerja keras dalam mencari nafkah.
Namun tantangan hidup di dunia yang penuh dengan dinamika kerap membuat kita tidak bahagia, bahkan sering kecewa. Banyak harapan dan ekspektasi yang tak sesuai dengan kenyataan.
Rasa kecewa yang bertumpuk yang disertai dengan rasa gelisah, cemas, bahkan putus asa, dapat berpengaruh pada semangat hidup dan kesehatan, baik fisik maupun mental. Sebagai umat Muslim, bagaimana kita dapat menggapai kebahagiaan tersebut?
Tentu kita akan menjawabnya sesuai dengan tuntunan Allah swt dan Rasulullah saw. Dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 97 Allah berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (an-Nahl: 97).
beberapa cara mencapai hidup bahagia:
Pertama, adalah rezeki yang halal.
Rezeki yang halal membuat hidup menjadi bahagia dan berkah, segala urusan menjadi mudah, keluarga penuh sakinah, mawaddah, dan rahmah, putra-putrinya saleh dan salehah, jiwa raga semangat untuk ibadah, serta harta yg melimpah bisa digunakan utk haji & umrah ke Makkah.
يَا حَكِيمُ إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ كَالَّذِى يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ ، الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى
Artinya: “Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau lagi manis. Barang siapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya (tidak tamak dan tidak mengemis), maka harta itu akan Memberkahinya. Namun barangsiapa yang mencarinya untuk keserakahan, maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang makan namun tidak kenyang. Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah.” (HR Bukhari).
Rezeki yang halal menjadi pertanda seseorang hidup bahagia di dunia ini. Hal ini terbukti jika kita melihat beberapa contoh dalam kehidupan nyata, sebuah keluarga yang serba pas-pasan, membesarkan putra putrinya dengan serba kekurangan, namun dengan harta yang halal, berkah dan dapat untuk mengarungi kehidupan, hingga mengantarkan anak-anaknya menuju kesuksesan.
Kedua, Qanaah, ridha dg pemberian Allah.
Seseorang yang memiliki uang banyak, jabatan yang tinggi, harta yang melimpah ruah, namun tidak memiliki sifat qanaah, ia akan selalu kurang, serakah, rakus, dan tentunya hidupnya tidak bahagia. Nabi Muhammad saw bersabda
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ
“Sungguh beruntung orang yg masuk Islam, diberi kecukupan rezeki, diberikan qanaah oleh Allah atas apa yg diberikan padanya.(Hr. Muslim)
Bagaimana agar kita bisa mencapai qanaah tersebut? Nabi bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
Artinya: Lihatlah orang yang ada di bawah kalian, jangan melihat seseorang yang ada di atas kalian, hal tersebut agar kalian tdk meremehkan nikmat Allah pada kalian (HR Muslim).
Orang yang memiliki sifat qanaah menunjukkan hidupnya bahagia dan tidak susah, karena selalu bersyukur atas apa yang ia dapatkan.
Ketiga, mendapatkan pertolongan Allah untuk melakukan kebaikan, ibadah, dan taat kepada Allah (taufiquhu ilath-thâ‘at).
Bagaimana mendapatkan pertolongan Allah?
Allah berfirman dalam QS Muhammad ayat 7:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
Artinya: Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Menurut Imam Ath-Thabari dalam Tafsir Jamiul Bayan juz 21 halaman 191, Allah akan menolong orang yang beramal sesuai dengan apa yang dicintai dan diridhai, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah.
Seperti orang yang menuntut ilmu, mengajar di lembaga keilmuan, orang yang memakmurkan masjid, dan sesamanya. Merekalah orang yang akan mendapatkan pertolongan Allah dan hidupnya akan diwarnai dengan kebahagiaan.
Keempat, merasakan manisnya ibadah dan taat kepada Allah (halâwah thâ‘ât).
Nabi bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللّٰهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Artinya: Ada tiga orang yang dapat menemukan manisnya keimanan: (1) orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul dibanding selainnya, (2) orang yang mencintai seseorang karena Allah, (3) orang yang membenci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dimasukkan ke neraka.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada empat cara memperoleh kebahagian, yakni rezeki yang halal, qanaah (menerima) apa yang telah diberikan Allah, mendapat pertolongan Allah dalam ketaatan, dan dapat merasakan nikmatnya keimanan. Semoga kita selalu mendapatkan rahmat Allah agar bisa menjadi manusia yang bahagia di dunia dan akhirat.



0 Comments:
Posting Komentar